Yuk, Berinternet Sehat !

Saya mengenal blog di tahun 2007. Sebenarnya penasaran juga dengan yang namanya blog. Seperti apa, bagaimana menggunakannya, apa fungsinya. Apalagi blog yang saya temukan di mesin pencarian itu tampilannya cantik-cantik dan bagus pula. Ehm, jadi tertarik. Saya pun memulai membuat akun di Blogspot.

Blog pertama telah sukses tidak saya urus. Karena tidak tahu menggunakannya. Sebuah alasan yang klasik memang. Akhirnya tidak pernah dibuka lagi dan otomatis lupa dengan e-mail beserta passwordnya.


Putus asa merupakan kata yang tidak pernah tertulis di dalam kamus kehidupan saya. Saya mulai lagi membuat blog di Multiply. Sudah bisa ditebak, satu hari setelah selesai membuat blog tersebut, saya sudah tidak berminat untuk mengurusnya lagi. Karena akun Multiply milik orang lain yang saya buka sangat mengagumkan: tulisannya banyak, temannya ribuan, dan tampilannya cantik. Akhirnya, setelah saya merasakan biaya yang saya keluarkan setiap kali ke warnet membengkak, saya off dari dunia perblogan.

Pada awal tahun 2011, saya diajak teman saya untuk ngeblog lagi. Sekarang kan sudah punya Facebook. Jadi, siapa tahu di antara mereka ada yang mempunyai blog. Hitung-hitung, belajar nulis lah.. Bismillah, mulailah saya ngeblog lagi…. *wahai Blogspot…. Aku datang lagiiiii..
Yup, saya memilih membuat akun di Blogspot. Selain menunya mudah dioperasikan, tampilannya juga banyak yang cantik-cantik. Aku pun memulai menulis. Bermula dari curahan hati yang galau, geje alias ga jelas, sampai share info-info yang saya dapatkan di tempat lain. Tidak lupa pula saya cantumkan sumbernya lho… hehhe

Selain di Blogspot, saya juga membuka akun di Multiply (di tahun 2010, tepatnya tanggal 3 Juli). Karena di Multiply bersifat multiple (interaksi ke sesama akun), ditambah lagi dengan menu yang bisa chating, itu yang membuatnya berbeda dari yang lainnya, selain berbalas komentar. Oh  ya, satu hal yang saya lupa di Multiply ini adalah respon dari para MPers (sebutan untuk orang-orang yang membuat akun di Multiply) yang sangat tinggi. Katakanlah saya memposting tulisan di blog. Maka, tidak sampai 10 menit, sudah dipastikan ada yang membaca tulisan saya. Itu bisa dilihat dari layanan yang disediakan pihak Multiply yang menyediakan program ini. Jadi kita dengan mudah mengetahui siapa saja yang telah membaca tulisan kita. Walaupun satu hal juga yang membuat saya agak sedih bahwa Multiply masih belum sepopuler Blogspot. Buktinya, orang lebih cepat menyebutkan Blogspot daripada Multiply jika ditanya: ada blog tidak? Apa alamatnya?

Saya sangat beruntung ketika saya mengikuti agenda FK5T yang bertujuan melahirkan Relawan TIK. Sebuah tugas mulia saya pikir. Bagaimana seseorang bisa mencerdaskan orang lain lewat media. Tidak menjadi masalah jarak yang berpuluh ribu kilometer jika kita bisa menyampaikan suatu ilmu. Ya itu tadi, hanya dengan sekali klik.

Saya tiba-tiba teringat dengan iklan layanan masyarakat di stasiun televisi negara tetangga. Di iklan itu disebutkan: Dunia Ada Di Dalam Genggaman Anda, Hanya Dengan Sekali Klik. Ya, akan banyak sekali informasi yang akan kita dapatkan dengan sekali klik. Tentunya yang positif dan negatif saling mendahului. Hanya saja, kontrol diri dari si empunya jari yang menjadi penentunya.

Nah, saya sempat melihat di sekitar tempat tinggal saya. Orang-orang dengan mudahnya menikmati informasi di internet. Hal ini terjadi karena di negara kita akses internet sudah dipermudah oleh pemerintah. Di desa saya, pusat internet terletak di SMAN 1 Tekarang. Di sana siswa beserta guru bisa mencari informasi dengan cepat.

Saya sempat khawatir, bagaimana dengan siswa yang memiliki sifat serba ingin tahu. Ketika di hapenya terdapat fitur layanan internet, maka akan sangat mudah mengakses situs apa pun. Situs yang positif maupun yang negatif. Jika yang positif, oke, itu tidak menjadi masalah. Tapi jika yang diakses setiap hari adalah situs-situs negatif? Bukankah itu akan menggangu psikologis remaja? Apalagi di desa sangat minim orang-orang yang berkompeten yang akan meluruskan mereka jika mereka salah.

Menurut saya, perlunya kontrol dari orang tua maupun guru dalam menuntun siswa untuk berinternet. Jelaskan ke siswa bagaimana cara berinternet sehat. Internet ibarat pisau bermata dua. Ianya bisa digunakan untuk memotong sayur di dapur, tetapi bisa juga menghilangkan nyawa orang lain.

Saya berharap, bisa menjadi bagian dari orang-orang yang menuntun siswa dalam menggunakan internet. Yuk, berinternet sehat…

*diikutkan dalam Sayembara Menulis Blog Komunitas Beleter 2011, Asean Blogger, idblognetwork, dan Blogger Nusantara.


CONVERSATION

Back
to top