Dia Telah Menikah



Pagi itu, kubuka hapeku dan menemukan SMS darinya, sahabat karibku.
Dia (X): tolong hapus nomor henponnya dari henponmu. –pintanya-
Aku (Y): mengapa? -masih dalam keadaan terkejut-.
X: nanti aku akan ceritakan semuanya padamu.
Y: baiklah..



Sejenak aku merenung, apa yang telah terjadi antara dia dan SESEORANG yang pernah singgah di hatinya? Ah,,, biarlah, nanti juga dia akan bercerita padaku.

Sore itu, beranjak magrib.
X: aku ingin bercerita padamu. Tentu kau bertanya-tanya, mengapa aku menyuruhmu menghapus nomor henponnya. Iya kan?
Y: Ya. Ada apa sebenarnya? Bukankah engkau sudah memutuskan untuk tidak berkomunikasi lagi dengannya?
X: memang benar. Tadi pagi, tepatnya jam 01.00 tak sengaja aku membuka akun fesbuknya. Entah dorongan dari mana, aku dengan gesit membuka serta membaca setiap kata yang ada di sana. Engkau tau kan kalau diinfonya dia menuliskan sudah menikah pada status dirinya? Kupikir, biasalah. Tanpa kusadar, aku membaca sebuah komen darinya untuk seorang akhwat. Taukah engkau, siapakah akhwat itu?
Y: siapa? Temannya di satu kepengurusan organisasi?
X: akhwat itu adalah istrinya.
Y: hah, istrinya?
X: ya, istrinya. mereka menikah seminggu setelah aku memutuskan untuk menjauh darinya.
Y: kau sama sekali tidak diberi kabar?
X: tidak. Aku tidak kecewa dengan kejadian ini. Hanya saja, mengapa dia tidak berterus terang denganku? Apa susahnya? Berarti sekitar sebulan yang lalu dia telah diproses dengan akhwat itu. Itu artinya, sebulan yang lalu adalah masa-masa terakhir aku bersamanya. Ya Tuhan..... Kuatkan aku...
Y: ehm,,, menurutku, ini lebih baik daripada seandainya kalian memang benar-benar menikah. Mengapa kukatakan seperti itu? Karena, sebuah pernikahan yang telah didahului oleh kemaksiatan (maksiat hati tentunya) maka kalian tidak akan menemukan KEMAWADDAHAN di sana. Hal ini disebabkan, sebelum menikah kalian sudah saling kontak-kontakan, saling mengenal (bukan dari jalur taaruf dengan perantara murobbi misalnya), bahkan sudah ada panggilan kesayangan yang kalian lontarkan selama menjalin hubungan itu. Subhanallah, sungguh luar biasa rekayasa Allah...
X: ya, mulai sekarang aku berusaha untuk memperbaiki diri. Kau tau, aku telah nenyiapkan foto 4 x 6 untuk taarufku lho... heheh
Y: hah.... segitunya...... ehm, baiklah... mulailah dengan jiwa yang baru... Allah Maha Tau apa yang kita perlukan, bukan yang kita inginkan..


*teman, kepada kalian yang mengakunya sebagai aktivis dakwah, godaan demi godaan sangatlah mudah untuk mendatangi kalian. Tugas kita adalah mencari ANTIVIRUS agar virus yang bersarang di diri kita dapat kita musnahkan tanpa mengganggu anggota tubuh yang lain. Bukankah hanya kita dan Allah yang tahu, apa kelemahan kita? Saya teringat perkataan salah seorang guru ngaji saya, bahwa setiap kita pasti mempunyai titik terlemah masing-masing. Allah tak akan pernah lelah menguji kita dengan titik terlemah itu. Nah, biasanya, kebanyakan akhwat itu titik terlemahnya adalah lawan jenis. Maka ujian yang datang pun pasti ada hubungannya dengan lawan jenis tersebut. VMJ salah satunya. Maka, bijaklah menata diri. Karena, engkau sangatlah berharga.

Kota Khatulistiwa, 00:27
ketika sakit menghampiriku.

CONVERSATION

Back
to top